Satria Mahardika Firjatullah
55417541
Dosen : EMILIANSHAH BANOWO, S.SOS.,MM
Prorgam Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Industri
Universitas Gunadarma
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Penduduk, Kemiskinan dan Teknologi.
Dalam penyusunan tugas ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa penulis tidak luput dari kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan tugas ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Untuk itu pertama-tama penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Yang Maha Kuasa, karna tanpa pertolongan dari-Nya sang penulis tidak bisa apa-apa. Juga kepada EMILIANSHAH BANOWO, S.SOS.,MM selaku dosen pengajar yang telah membimbing. Semoga ilmu yang telah kami dapatkan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan di dunia juga dapat menjadi pengantar keselamatan di akhirat. Aamiin.
Dengan demikian semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya serta dapat meningkatkan wawasan dalam pengertian Teknologi dan Kemiskinan. Saran serta kritik sangatlah berguna untuk membangun dan menyempurnakan makalah ini. Terima Kasih.
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak
juga orang-orang yang lebih sukar berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup
menyolok ? tampaknya kepribadian dan inteligensi, juga factor lingkungan cukup
berkaitan engan munculnya prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih
sukar berprasangka, mengapa ? karena orang-orang macam ini berikap dan bersifat
kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada
suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi
seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yagn mempunyai prasangka
rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya.
Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatof tanpa latar
belakang prasangka. Demikian jgua sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat
saja bertindak tidak diskriminatif.
B. Rumusan Masalah
- Apa pengertian dari Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentris?
- Apa saja contoh perilaku dari Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentris?
- Bagaimana cara mengatasi konflik dari Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentris?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
- Mengetahui pengertian dari Prasangka, Diskriminasi, dan
Etnosentris
- Mengetahui perilaku dari Prasangka, Diskriminasi, dan
Etnosentris
Mengetahui cara mengatasi dari Prasangka, Diskriminasi, dan
Etnosentris
BAB II
Pembahasan
A. Prasangka
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap
sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih
dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa
timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon”
yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan
diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan
untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau
situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah
laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku
atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan
sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan
demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka
tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian bear sifatnya apriori, mendahului
pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan
hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa
diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang
terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi
(terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari
prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsure efektif yang kuat.
Cara Mengatasi Prasangka :
- Memutuskan siklus prasangka: belajar tidak membenci karena
dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Dengan cara mencegah orang tua
dan orang dewasa lainnya untuk melatih anak menjadi fanatic.
- Berinteraksi langsung dengan kelompok berbeda: i) contact
hypothesis—pandangan bahwa peningkatan kontak antara anggota dari berbagai
kelompok sosial dapat efektif mengurangi prasangka diantara mereka. Usaha-usaha
tersebut tampaknya berhasil hanya ketika kontak tersebut terjadi di bawah
kondisi-kondisi tertentu. ii) extended contact hypothesis—sebuah pandangan yang
menyatakan bahwa hanya dengan mengetahui bahwa anggota kelompoknya sendiri
telah membentuk persahabatan dengan anggota kelompok out-groupdapat mengurangi
prasangka terhadap kelompok tersebut.
- Kategorisasi ulang batas antara “kita” dan “mereka” hasil
dari kategorisasi ulang ini, orang yang sebelumnya dipandang sebagai anggota
out-group sekarang dapat dipandang sebagai bagian dari in-group.
- Intervensi kognitif: memotivasi orang lain untuk tidak
berprasangka, pelatihan (belajar untuk mengatakan “tidak” pada stereotype).
- Pengaruh social untuk mengurangi prasangka.
B. Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil
terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan
suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan
karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang
diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan,
kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau
karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:
- Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau
kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis
kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
- Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang
bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.
Penyebab Diskriminasi :
Latar belakang suatu pihak
Dilatar belakangi oleh sosio kultural
Faktor kepribadian
Adanya perbedaan perbedaan baik dari segi ekonomi, sosial, budaya, agama,dsb.
Upaya upaya yang dilakukan untuk mengurangi Diskriminasi :
Perbaikan kondisi sosial dan ekonomi
Sikap keterbukaan dan lapang dada
Loyalitas yang tinggi
Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
Mengaplikasikan nilai nilai pancasila terutama sila ketiga
C. Etnosentrisme
Adanya sikap primordialisme yang ada dalam masyarakat melahirkan sikap etnosentrisme. Etnosentrisme adalah sikap menilai unsur-unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. etnosentrisme dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggapcara hidup bangsanya merupakan cara hidup yang paling baik.
Ketika suku bangsa yang satu menganggap suku bangsa yang lain lebih rendah maka sikap demikian akan menimbulkan konflik. Konflik tersebut, misalnya kasus sara, yaitu pertentangan yang didasari oleh suku, agama, ras, dan antargolongan. Dampak negatif yang lebih luas dari sikap etnosentrisme antara lain:
b. Menghambat pertukaran budayac. Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbedad. Memacu timbulnya konflik sosial.b. Bangsa Mesir bangga akan peninggalan kepurbakalaan yang bernilai tinggic. Bangsa Prancis bangga akan bahasanyad. Bangsa Italia bangga akan musiknya.
a. Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuan
Di sisi yang lain saya berpendapat bahwa, jika dilihat dari fungsi sosial, etnosentrisme dapat menghubungkan seseorang dengan kelompok sehingga dapat menimbulkan solidaritas kelompok yang sangat kuat. Dengan memiliki rasa solidaritas, setiap individu akan bersedia memberikan pengorbanan secara maksimal. Sikap etnosentrisme diajarkan kepada kelompok bersazma dengan nilai-nilai kebudayaan. Salah satu bukti adanya sikap etnosentrisme adalah hampir setiap individu merasa bahwa kebudayaannya yang paling baik dan lebih tinggi dibanding dengan kebudayaan lainnya, misalnya:
a. Bangsa Amerika bangga akan kekayaan materinya
Dampak positif dari etnosentrisme yaitu dapat mempertinggi semangat patriotisme, menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan, serta mempertinggi rasa cinta pada bangsa sendiri.
BAB III
Penutup
A.Kesimpulan
Pada posting kali ini saya akan memberi pendapat tentang diskriminasi. Sebelumnya arti dari diskriminasi itu sendiri adalah membedakan perlakuan (diberi perlakuan negatif) karena atribut yang inheren. Di Indonesia mungkin tidak begitu terlihat perlakuan diskriminatif di masyarakat karena di indonesia dan sekitarnya ras yang ada hampir sama atau pun mirip yakni ras melayu. Biasanya diskriminasi terlihat di negara besar dan multi ras seperti U.S.A (amerika serikat). Disana diskriminasi yang terasa adalah dirkriminasi warna kulit (sang kulit hitam dan putih). Banyak orang kulit hitam yang tidak mendapatkan hak yang sama seperti orang kulit putih.
B. Saran
Perbedaan yang ada jangan kita jadikan jurang pembatas, melainkan kita jadikan pemersatu antar manusia. Karena di mata Tuhan semua manusia itu sama, yang membedakan hanya amal baik perbuatannya
KATA PENUTUP
Demikianlah makalah ini saya kerjakan dengan sebaik-baiknya. Apabila ada kata-kata yang kurang mengesankan saya minta maaf. Kritik dan saran saya sangat harapkan,sehingga saya dapat membuat makalah lebih baik lagi.
Terima kasih atas semoga pihak yang telah membantu. Semoga makalah saya dapat bermanfaat. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Referensi
https://ervannur.wordpress.com/2010/12/24/pransangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme/
https://nurulaini23.wordpress.com/2011/01/05/prasangka-diskriminasi-dan-etnosentrisme/