Profil atau Biografi Presiden Soekarno sang Proklamator
. Mungkin
sampai sekarang beliau adalah tokoh yang paling banyak dikagumi orang
di Indonesia. Banyak orang yang mencari mengenai perjalanan hidup,
profil atau biografi singkat mengenai Soekarno.
Dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia sekaligus pencetus
Pancasila, beliau lebih akrab di panggil Bung Karno ini berasal dari
Blitar, dia merupakan pahlawan Proklamasi bersama dengan Mohammad Hatta.
Presiden Soekarno sangat disegani oleh para pemimpin negara-negara di
dunia pada waktu itu. Soekarno dilahirkan di Surabaya tepatnya pada
tanggal 6 Juni 1901 dengan nama asli bernama Koesno Sosrodihardjo,
karena sering sakit yang mungkin disebabkan karena namanya tidak sesuai
maka ia kemudian berganti nama menjadi Soekarno.
Kehidupan Presiden Soekarno
Ayah beliau bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibu bernama Ida Ayu
Nyoman Rai. Orang tuanya bertemu di Bali ketika ayahnya menjadi guru di
Bali dan ibunya merupakan bangsawan di Bali. Soekarno diketahui memiliki
saudara atau kakak kandung perempuan bernama Sukarmini.
Masa Kecil dan Masa Muda Soekarno
Mengenai kisah hidup Presiden Soekarno, semasa kecilnya ia tidak tinggal
bersama dengan orang tuanya yang berada di Blitar. Ia tinggal bersama
kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur.
Soekarno bahkan sempat bersekolah disana walaupun tidak sampai selesai ikut bersama dengan orang tuanya pindahh ke Mojokerto.
Di Mojokerto, Soekarno kemudian di sekolahkan di Eerste Inlandse School
dimana ayahnya juga bekerja disitu sebagai guru. Namun ia dipindahkan
tahun 1911 ke ELS (Europeesche Lagere School) yang setingkat sekolah
dasar untuk dipersiapkan masuk di HBS (Hogere Burger School) di
Surabaya.
Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun 1915, Soekarno kemudian
tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau H.O.S Cokroaminoto
yang merupakan kawan dari ayah Soekarno.
Soekarno, Kartosuwiryo dan Muso
H.O.S Cokroaminoto dikenal sebagai pendiri dari Serikat Islam (SI). Di
rumah Cokroaminoto lah Soekarno berkenalan dengan para pemimpin Sarekat
Islam (SI) seperti Haji Agus Salim dan Abdul Muis.
Soekarno juga akrab dengan Muso, Alimin, Darsono dan Semaun yang kelak
dikenal sebagai tokoh berhaluan kiri dan serta Kartosuwiryo yang kelak
mendirikan Darul Islam dan memimpin pemberontakan melawan Soekarno,
meskipun pada akhirnya Soekarno sendiri yang menandatangani persetujuan
eksekusi mati terhadap Kartosuwiryo yang menjadi sahabatnya ketika masih
muda.
Mereka bersama-sama tinggal di rumah H.O.S Cokroaminoto untuk menimba
ilmu dan belajar berorganisasi melalui Sarekat Islam (SI). Disini jiwa
nasionalismenya akan bangsa Indonesia menjadi sangat besar. Soekarno
juga sempat ikut dalam organisasi pemuda tahun 1918 yang bernama
Tri Koro Darmo yang kemudian berubah nama menjadi
Jong Java. Soekarno bahkan aktif sebagai penulis di koran harian bernama
Oetoesan Hindia yang dikelola oleh Cokroaminoto.
Di rumah Cokroaminoto, Soekarno muda mulai belajar berpolitik dan juga
belajar berpidato meskipun cenderung ia lakukan sendiri di depan cermin
di kamarnya. Di sekolahnya yaitu Hoogere Burger School atau HBS,
Soekarno mendapat banyak ilmu pengetahuan
Pada tahun 1921 setelah lulus dari Hoogere Burger School atau HBS,
Soekarno muda kemudian pindah ke Bandung dan tinggal dirumah Haji
Sanusi, disini Soekarno kemudian akrab dengan Douwes Dekker,
Tjiptomangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.
Soekarno kemudian masuk ke Technische Hoogeschool (THS) jurusan teknik
sipil. Technische Hoogeschool (THS) kelak berubah menjadi ITB (Institut
Teknologi Bandung) seperti sekarang. Di tahun yang sama yakni 1921,
Soekarno menikah dengan Siti Oetari anak sulung dari H.O.S Cokroaminoto.
Soekarno sempat berhenti kuliah setelah dua bulan masuk di THS namun di
tahun 1922 ia mendaftar lagi dan kemudian mulai kuliah dan kemudian
lulus pada tanggal 25 Mei 1926 dengan gelar Ir (Insinyur).
Tamat dari THS, Soekarno mendirikan Biro Insinyur tahun 1926 bersama Ir.
Anwari yang mengerjakan desain dan rancang bangunan. Ia juga bekerja
sama dengan Ir. Rooseno merancang dan membangun rumah.
Selama di Bandung, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) yang
kemudian menjadi cikal bakal dari Partai Nasional Indonesia yang
berdiri pada tanggal 4 Juli 1927. Disini Soekarno kemudian mulai
mengamalkan ajaran Marhaenisme. Tujuan dari pembentukan partai Nasional
Indonesia adalah agar bangsa Indonesia bisa merdeka dan terlepas dari
Jajahan Belanda.
Soekarno Dipenjara Oleh Pemerintah Kolonial
Dari keberanian Soekarno ini kemudian pemerintah kolonial Belanda
menangkapnya di Yogyakarta dan memasukkannya ke penjara Banceuy di
Bandung. Kemudian tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Suka
Miskin.
Dalam penjara ini kebutuhan hidupnya semua berasal dari istrinya yang
setia menemaninya yaitu Inggit Ganarsih yang menikah dengan Soekarno
pada tahun 1923 yang sebelumnya Soekarno telah menceraikan Siti Oetari
secara baik-baik pada saat masih di Bandung.
Inggit yang juga dibantu oleh kakak Soekarno bernama Sukarmini sering
membawakan makanan kepada Soekarno di penjara Suka Miskin, hal itulah
yang kemudian membuat pengawasan di penjara Suka Miskin makin
diperketat.
Menurut Biografi Presiden Soekarno dari beberapa sumber, ia dikenal
belanda sebagai seorang tahanan yang mampu menghasut orang lain agar
berpikir untuk merdeka sehingga ia kemudian dianggap cukup berbahaya.
Beliau kemudian diisolasi dengan tahanan elit tujuannya agar tidak bisa
mendapatkan informasi yang berasal dari luar penjara. Tahanan elit ini
sebagian besar merupakan warga Belanda yang mempunyai kasus seperti
penggelapan, korupsi dan juga penyelewengan.
Inilah yang menjadi tujuan Belanda agar topik pembicaraan mengenai
bagaimana caranya untuk memerdekakan Indonesia tidak sesuai karena
rata-rata tahanan elit yang bersama Soekarno adalah orang Belanda.
Topik yang biasa ia dengar sama sekali tidak penting seperti soal
makanan dalam penjara dan juga cuaca. Selama berbulan-bulan di Suka
Miskin menngakibatkan Soekarno putus komunikasi dengan teman-teman
seperjuangannya, namun itu bukanlah hal yang sulit baginya untuk
mendapatkan informasi dari luar.
Akhirnya Soekarno menemukan ide baru, dimana ia menggunakan telur
sebagai media untuk berkomunikasi dengan istrinya. Jika teman Soekarno
mengalami musibah atau mendapat kabar buruk maka telur yang dibawa oleh
istrinya adalah telur asin, itupun beliau hanya dapat menduga-duga sebab
ia tidak tahu secara pasti apa yang terjadi diluar sana. Untuk
berbicara dengan Inggit, Soekarno diawasi secara ketat dan juga barang
bawaan yang dibawa oleh inggit dari luar penjara selalu diperiksa secara
teliti.
Kemudian Soekarno dan inggit akhirnya menemukan cara yang dianggapnya
paling mudah dalam berkomunikasi agar tidak diketahui oleh Belanda yakni
dengan media yang sama sebelumnya yaitu Telur dimana cara yang
digunakan sedikit berbeda yaitu dengan menusuk jarum ke telur.
Jika satu tusukan pada telur berarti kabar baik, jika tusukan sebanyak
dua kali pada telur artinya seorang teman Soekarno tertangkap namun jika
terdapat tiga tusukan berarti aktivis kemerdekaan yang ditangkap cukup
besar.
Selama berada dipenjara, orang tuanya tidak pernah sekalipun mengunjungi
Soekarno alasannya adalah orang tua Soekarno tidak sanggup melihat
Soekarno dipenjara, Ia kurus dan hitam selama berada di penjara karena
itulah yang menurut ibu Wardoyo sehingga orang tua soekarno tidak mau
menjenguk Soekarno.
Agar orang tuanya tidak panik Soekarno sering beralasan bahwa ia sering
bekerja dibawah teriknya sinar matahari sehingga kulit-kulitnya
menghitam selain itu dalam penjara ia ingin memanaskan tulang-tulangnya
karena dalam penjara, ruangannya sangat gelap, lembab dan juga dingin
karena sinar matahari tidak ada.
Soekarno dan Pembelaan "Indonesia Menggugat"
Kasusnya disidangkan oleh Belanda melalui pengadilan Landraad di
Bandung, ketika sudah delapan bulan berlalu yaitu pada tanggal 18
Desember 1930. Soekarno dalam pembelaanya membuat judul bernama "
Indonesia Menggugat"
yang terkenal. Dimana ia mengungkapkan bahwa bangsa Belanda sebagai
bangsa yang serakah yang telah menindas dan merampas kemerdekaan Bangsa
Indonesia.
Dari pembelaannya itu kemudian sehingga membuat Belanda semakin marah
sehingga PNI bentukan Soekarno dibubarkan pada bulan Juli 1930. Setelah
keluar dari penjara bulan desember 1931, Soekarno kemudian bergabung
dengan Partindo tahun 1932 karena ia sudah tidak memiliki partai lagi
dan ia kemudian didaulat sebagai pemimpin Partindo namun ia kembali
ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan ke Flores.
Dibuang ke Bengkulu dan Bertemu dengan Mohammad Hatta dan Fatmawati
Tahun 1938, ia kemudian dibuang ke Bengkulu, disini Soekarno bertemu dengan Mohammad Hatta yang akan menjadi teman seperjuangannya yang kemudian keduanya akan memproklamasikan Kemerdekaan bangsa Indonesia.
Di Bengkulu juga Soekarno kemudian berkenalan dengan Fatmawati yang
kelak menjadi istri Soekarno dan ibu negara pertama. Fatmawati merupakan
putri dari Hassan Din yang mengajak Soekarno untuk mengajar di Sekolah
Muhammadiyah di Bengkulu.
Tahun 1942, kekuasaan Belanda di Indonesia berakhir setelah Jepang masuk
menyerbu Indonesia. Soekarno yang sempat akan dipindahkan oleh Belanda
ke Australia namun gagal setelah dicegat oleh Jepang. Soekarno kemudian
kembali ke Jakarta. Jepang kemudian memanfaatkan Soekarno berserta
pemimpin Indonesia lainnya untuk menarik hati penduduk Indonesia.
Soekarno dan Jalan Berliku Menuju Kemerdekaan Indonesia
Jepang bahkan menunjuk Soekarno untuk memimpin tim persiapan kemerdekaan
bangsa Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI setelah berjanji memberikan
kemerdekaan bagi Indonesia. Soekarno bahkan sempat terbang ke Jepang
untuk bertemu dengan Kaisar Hirohito.
Soekarno terus menerus melakukan pendekatan dan kerjasama dengan Jepang
dengan tujuan agar Indonesia segera diberi kemerdekaan. Segala persiapan
untuk kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh Soekarno seperti merumuskan
Pancasila dan UUD 45 sebagai ideologi dan dasar negara serta perumusan
teks proklamasi kemerdekaan bersama Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo.
Sebelum mengumumkan kemerdekaan Indonesia pada bulan agustus 1945,
Soekarno bersama Mohammad Hatta bersama pemimpin Indonesia yang lainnya
terbang ke Dalat, Vietnam untuk menemui pimpinan tertinggi kekaisaran
Jepang di Asia Tenggara yaitu Marsekal Terauchi. Menjelang proklamasi
kemerdekaan, terdapat perbedaan pandangan antara golongan tua dan
golongan tua.
Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
Golongan
Tua menghendaki agar kemerdekaan Indonesia dipersiapkan secara matang
dan golongan muda menghendaki agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan
secepatnya. Hal inilah yang kemudian membuat golongan muda melakukan
penculikan terhadap Soekarno dan Mohammad Hatta pada tanggal 16 agustus
1945.
Keduanya kemudian dibawa ke daerah Rengasdengklok dengan tujuan agar
segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan menjauhkannya dari
pengaruh Jepang. Peristiwa penculikan ini kemudian dikenal dengan nama
Peristiwa Rengasdengklok.
Mengetahui Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke Rengasdengklok membuat
Ahmad Soebardjo kemudian menjemput Soekarno dan Mohammad Hatta. Sutan
Syahrir yang dikenal sering berseberangan pendapat dengan Soekarno marah
mendengar para golongan muda
menculik Soekarno dan Hatta dan menyuruh mereka membwanya kembali ke Jakarta.
Tiba di Jakarta, Soekarno dan Muhammad Hatta beserta pemimpin lainnya
bertemu dengan Laksamana Maeda di rumahnya di Jl. Imam Bonjol. Laksamana
Maeda kemudian menjamin keselamatan Soekarno dan para pemimpin lain dan
mempersilahkan Soerkarno dan Muhammad untuk merumuskan teks proklamasi
kemerdekaan. Bersama dengan Ahmad Soebardjo mereka bertiga merumuskan
teks proklamasi kemerdekaan yang kemudian diketik ulang oleh Sayuti
Melik.
Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia dan Menjadi Presiden Pertama Indonesia
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Juga Moh Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Jepang dimana
pada tanggal tersebut juga diperingati sebagai Hari kemerdekaan bangsa
Indonesia dimana pancasila kemudian dibentuk oleh Soekarno sebagai dasar
dari negara Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan inilah yang kemudian membawa Ir. Soekarno bersama dengan Mohammad Hatta diangkat sebagai Presiden dan Wakil Presiden Pertama Republik Indonesia dalam sejarah bangsa Indonesia.
Diluar sosoknya sebagai Bapak bangsa Indonesia, tidak banyak yang tahu
jika Soekarno pernah menikah sebanyak sembilan kali, kharisma yang luar
biasa dimiliki oleh Soekarno melalui penuturan orang-orang yang dekat
dengannya, itulah mengapa wanita-wanita cantik dapat dengan mudah
terpikat dengannya dan dijadikan isterinya. Beliau tertarik dengan
wanita yang sederhana dan juga berpakaian sopan.
Istrinya yaitu Fatmawati pernah bertanya pada presiden Soekarno mengenai
wanita yang berpenampilan seksi namun beliau menjawab bahwa wanita
dengan penampilan yang sopan dan sederhana dan juga tampil apa adanya
lebih menarik untuk disukai sebab kecantikan seorang wanita terlihat
dari keaslian atau kesederhanaannya.
Soekarno tak menyukai wanita yang berpenampilan seksi seperti memakai
rok pendek yang ketat dan memakai lipstik seperti orang yang modern pada
umumnya, percaya atau tidak artis Amerika Marylin Monroe sangat
menyukai kharisma dari seorang Presiden Soekarno.
|
Soekarno bersama Fatmawati |
Wanita idaman Soekarno yaitu wanita yang setia, konservatif dan juga
bisa menjaganya. Beliau sangat senang ketika wanita itu bisa melayaninya
dan menjaganya, Pandangannya tentang wanita-wanita Amerika yang
menyuruh suaminya mencuci piring membuat fatmawati
menjadi terkesima dan juga terpesona akan kesederhanaan dari seorang
Soekarno sehingga fatmawati rela menemaninya hingga akhir hayatnya.
Indonesia Selama Pemerintahan Presiden Soekarno
Selama pemerintahan Presiden Soekarno, Indonesia sebagai negara baru
ketika itu bertahan dari berbagai permasalahan yang kerap menggoyahkan
stabilitas negara Indonesia. Pertama kali dengan agresi militer yang
dilakukan oleh Belanda yang kembali menjajah Indonesia setelah Jepang
menyerah.
Kemudian muncul pemberontakan PKI yang dipimpin oleh Muso (kawan lama
Soekarno) dan Amir Syarifudin, Pemberontakan Permesta, Pemberontakan
Republik Maluku, Pemberontakan APRA oleh Westeling, dan pemberontakan
Darul Islam atau DI/TII oleh Kartosuwiryo yang merupakan kawannya
sendiri ketika Soekarno masih muda.
Meskipun
banyak dilanda masalah pada awal-awal lahirnya negara, dibawah
pemerintahan Soekarno, Indonesia mulai terkenal di mata Internasinal.
Banyak pemimpin dunia seperti John F. Kennedy yang merupakan presiden
Amerika ketika itu dan Fidel Castro yaitu presiden Kuba dan pemimpin
negara lain menaruh hormat pada Presiden Soekarno.
Indonesia ketika itu dikenal sebagai negara non blok, dan sempat
berhubungan erat dengan Rusia dan ditandai dengan pembelian senjata
untuk pertahanan secara besar-besaran dari Rusia dan juga untuk melawan
Belanda ketika sedang melakukan upaya pembebasan Irian Barat. Selain itu
Indonesia melalui presiden Soekarno membentuk poros
Jakarta-Beijing-Moskow yang membuat konfrontasi dengan blok barat
semakin tinggi.
Hal ini juga membuat Indonesia semakin berhaluan kiri ditandai dengan
semakin berkembangnya komunis ketika itu dimana muncul istilah 'NASAKOM'
yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno.
Indonesia bahkan sempat berganti sistem pemerintahan dari sistem
parlementer menjadi presidensil dari tahun 1945 hingga 1960an. Dan pada
tahun 1960an pergolakan politik yang amat hebat terjadi di Indonesia,
penyebab utamanya adalah adanya pemberontakan besar oleh PKI (Partai
Komunis Indonesia) yang dikenal dengan sebutan G30-S/PKI dimana dari
peristiwa ini kemudian membuat akhir cerita dari pemerintahan Presiden
Soekarno dan juga orde lama berakhir.
Hal ini ditandai dengan adanya "
Supersemar" atau Surat Perintah
Sebelas Maret di tahun 1966 yang terkenal dan masih menjadi kontroversi
sejarah sebab naskah aslinya tidak diketahui keberadaannya sampai
sekarang. Supersemar dikeluarkan oleh Presiden Soekarno dan berisi
himbauan dari Presiden Soekarno ke Soeharto agar bisa mengendalikan
Keamanan dan juga ketertiban negara yang ketika itu sedang kacau dan
juga berisi mandat pemindahan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto yang
kelak menjadikan Soeharto sebagai Presiden yang baru bagi bangsa
Indonesia.
Akhir Jabatan Sebagai Presiden
Setelah jabatannya sebagai Presiden berakhir ditandai dengan diangkatnya
Soeharto sebagai Presiden, Ir Soekarno kemudian banyak menghabiskan
waktunya di istana Bogor, lama-kelamaan kesehatannya terus menerus
menurun sehingga ia mendapat perawatan oleh tim dokter kepresidenan
hingga tepatnya pada tanggal 21 Juni 1970 Presiden Soekarno atau Bung Karno menghembuskan nafas terakhirnya di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Kepergian sang Proklamator sekaligus Bapak Bangsa Indonesia ke pangkuan
Yang Maha Kuasa menyisakan luka yang dalam bagi rakyat Indonesia pada
waktu itu. Jenazah dari bung Karno kemudian dibawa di Wisma Yaso,
Jakarta setelah itu jenazahnya kemudian dibawa ke Blitar, Jawa Timur
untuk dikebumikan dekat dengan makam ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.
Gelar
"Pahlawan Proklamasi" diberikan oleh pemerintah karena
jasa-jasanya kepada bangsa Indonesia. Kisah perjuangan Bung Karno
kemudian diangkat ke dalam layar lebar yang berjudul "
Soekarno : Indonesia Merdeka"
yang digarap oleh sutradara terkenal Hanung Bramantio dimana Ario Bayu
berperan sebagai Tokoh Soekarno, Inggit yang diperankan oleh Maudy
Koesnaedi dan Fatmawati yang diperankan oleh Tika Bravani.
Isu bahwa kematian Soekarno karena di bunuh secara perlahan.
Banyak yang berpendapat dan yakin bahwa Presiden Soekarno
dibunuh secara perlahan-lahan dimana presiden Soeharto secara ketat
mengawasi dan mengatur pengobatan Ir Soekarno ketika ia sakit. Di Wisma
Yaso di Jln gatot Subroto ia ditahan sehingga ketika sakit ia tidak bisa
kemana-mana sehingga penahanan inilah yang kemudian membuat ia
menderita lahir dan batin, keluarganya pun tidak diperbolehkan secara
bebas untuk menjenguk Soekarno.
Ketika sakit, banyak resep obat yang tidak dapat ditukar dengan obat
dimana resep itu diberikan oleh dr. Mahar Mardjono yang memimpin tim
dokter ketika itu. Sehingga banyak tumpukan resep ketika itu di meja
penahanan Ir. Soekarno. resep tersebut dibiarkan saja dan tidak pernah
ditukarkan dengan obat.
Banyak yang mengatakan penguasa yang baru memang sengaja membiarkan
soekarno sakit dan makin parah sehingga mempercepat kematiannya.
Alat-alat kesehatan yang berasal dari Cina untuk menyembuhkan Soekarno
ditolak oleh Presiden Soeharto ketika itu. Rachmawati Soekarnoputri menuturkan bahkan sekedar menebus obat sakit gigi pun harus seizin presiden Soeharto.
Ingin Berfoto Dengan Presiden Soekarno?
Anda hobi traveling dan sedang berada di Bangkok, Thailand, cobalah untuk berkunjung ke Museum Madame Tussauds
disana terdapat Patung lilin Soekarno. Patung yang terbuat dari lilin
tersebut dibuat menyerupai sosok Presiden Soekarno. Patung ini dibuat
sebagai salah satu bentuk penghormatan oleh mus Madame Tussauds kepada
Presiden Soekarno sebagai salah satu Proklamator dan sebagai Bapak
Bangsa Indonesia dan juga peranan Soekarno bagi dunia internasional
selama menjabat sebagai Presiden Soekarno.
|
Patung Lilin Soekarno di Bangkok, Thailand |
Daftar istri Presiden Ir. Soekarno
- Oetari
- Inggit Garnasih, memiliki anak dari Soekarno bernama Ratna Juami (anak angkat) dan Kartika (anak angkat)
- Fatmawati, Dari Fatmawati kemudian Ir. Soekarno memiliki anak
bernama Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati
Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri dan Guruh Soekarnoputra
- Hartini, Dari Hartini Ir. Sokarno kemudian memiliki anak bernama Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra
- Kartini Manoppo , Ir. Soekarno memiliki anak bernama Totok Suryawan Soekarnoputra
- Ratna Sari Dewi, Ir Soekarno memiliki anak bernma Karina Kartika Sari Dewi Soekarno
- Haryati, Ir. Soekarno memiliki anak bernama Ayu Gembirowati
- Yurike Sanger
- Heldy Djafar
Berikut Kutipan Kata Kata Bijak Dari Presiden Soekarno
- Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita
tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika
bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu ! Lebih
baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik tetapi budak.
[Pidato HUT Proklamasi, 1963]
- Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961)
- Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.
- Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa
kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang
langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
- Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa
malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang
tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.
- Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
- ……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……
- Janganlah mengira kita semua sudah cukup berjasa
dengan segi tiga warna. Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk
pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan mengucurkan
sebanyak-banyak keringat.
- Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
- Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa
untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan
berkorban untuk mempertahankannya
- Janganlah melihat ke masa depan dengan mata
buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala
dari pada masa yang akan datang.